Saturday, July 31, 2010

Rendahnya nasionalisme dan patriotisme ATPM merusak kemandirian industri otomotif Indonesia

Banyak hujatan yang dilontarkan kepada Indonesia akan ketergantungan yang luar biasa kepada asing dalam industri otomotif.

Beberapa menyalahkan sikap korupsi, mental kuli, dan sikap tidak kreatif Indonesia. Namun sebenarnya yang paling bertanggung jawab dalam kemandegan tersebut adalah ATPM.

Di India dan China, ATPM sangat berperan penting dalam motor penggerak pengembangan industri motor setempat. ATPM juga menjadi sarana alih teknologi yang sangat mumpuni.

Hanya saja di Indonesia, ATPM malaha kepanjangan tangan brand asing, hal ini diakibatkan karena asing juga menjadi pemilik mayoritas saham dalam ATPM tersebut.

Alih-alih menjadi penegah dalam alih teknologi, ATPM malah digunakan oleh asing untuk memonopoli pasar otomotif, mendikte kebijakan pemerintah dan mengaruk semua potensi bisnis turunan industri otomotif.

Pada zaman dimana era nasionalisme dan kebanggaan tehadap negara sudah bukan sesuatu yang tabu, asing dan ATPM seharusnya mengubah diri dari perilaku neo-kolonialisme seperti ini. Imperialisme ekonomi ini akan membuat konsumen menjadi objek dan bukan subjek dari pengembangan pasar. Usaha-usaha untuk melepaskan diri dari cengkeraman asing ini akan terus diddengungkan dan brand asing akan menjadi musuh dalam selimut.

Sebenarnya kalau asing misalnya toyota, ingin mengembangkan sayap, mereka harus ikut serta dalam pengembangan kemandirian industri otomotif nasional yang murni, bukan seperti kijang, sehingga penghormatan dan penghargaan kepada asing atau toyota akan semakin mempribumi.

Saturday, July 10, 2010

Pengembangan Sepeda Motor Listrik Nasional

Dalam menghadapi tantangan kebutuhan energi yang semakin tinggi di satu pihak, maka sudah menjadi keterharusan di pihak pengguna energi untuk melakukan upaya signifikan dalam penghematan energi dan upaya nyata pengurangan emisi karbon, sebagaimana yang di sampaikan oleh Presiden SBY pada pertemuan “United Nations Climate Change Conference” yang dikenal sebagai Pertemuan Copenhagen 2009 dimana para pemimpin dunia sepakat untuk mengurangi produksi gas emisi pada tahun 2030 mendatang. Indonesia termasuk salah satu negara yang berjanji akan mengurangi jumlah gas emisi sebanyak 26 persen pada tahun 2030 mendatang.

Inovasi teknologi energi baru dan terbarukan yang diaplikasikan pada sektor transportasi sudah menjadi kewajiban para ilmuwan, peneliti dan para rekayasa untuk mengembangkan inovasi teknologi alat-alat transportasi yang ramah lingkungan, hemat energi serta murah dan awet pemeliharaan. Kementerian Riset dan Teknologi berupaya mendukung dan mendorong teknologi inovasi kerjasama ABG (Academician, Business dan Government) yang telah dilakukan oleh Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika LIPI Bandung dengan PT Betrix Indonesia dalam mengembangkan proyek sepeda motor listrik tanpa BBM dan infrastruktur stasiun "electric re-fuelling system” pertama karya anak bangsa.

Prototype sepeda motor listrik tanpa BBM tersebut diberi merk "ABYOR" yang berarti cemerlang dengan kinerja jarak tempuh 200 km per pengisian baterei (recharging), kecepatan maksimum 40 km/jam, akselerasi 0-35 km/jam dalam 10 detik. Acara uji-coba telah dilakukan oleh tim gabungan dari Biro Litbang Polri, Dit Samapta, Ditlantas Mabes Polri di Lapangan Brigif 15 Kujang II Cimahi Jawa-Barat, yang dibuka oleh Hari Purwanto Asisten Deputi Program Unggulan dan Strategis Kementerian Riset dan Teknologi serta dihadiri Kepala Pusat Inovasi LIPI, Bambang Subiyanto, Kepala Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika LIPI, Adi Santoso, serta pejabat teras PLN serta berbagai pihak ABG lainnya yang lalu.

Dalam kesempatan yang sama, Hari Purwanto meninjau dan mencoba kendaraan minibus roda empat yang bermesin full listrik hasil kerjasama pengembangan LIPI dan DIKTI, serta eksperimen pemanfaatan hidrogen generator hasil pengembangan LIPI dan PLN pada kendaraan roda empat lainnya.

Untuk kedepan, kebijakan riset dan teknologi diarahkan guna menggalang upaya nyata kerjasama konsorsium R&D yang dapat meningkatkan produktifitas R&D yang didukung berbagai pihak seperti kemampuan disain lokal serta meningkatkan kandungan lokal, sehingga diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan kapasitas inovasi teknologi transportasi yang "ramah lingkungan", terjangkau dan murah dapat semakin terwujud, guna melakukan upaya nyata seperti apa yang telah disampaikan oleh Presiden SBY pada pertemuan Copenhagen tahun 2009. (ADPRUS/ humasristek)

Sunday, July 4, 2010

Bank Mandiri Kucurkan Dana Rp. 200 Milyar Untuk Pembiayaan Mobil

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) telah menyalurkan kredit kepada anak usahanya, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) sebesar Rp 200 miliar sebagai fasilitas pembiayaan mobil bekas.

Menurut Senior Vice President Business Banking I Bank Mandiri Tatang Tabroni, penyaluran pembiayaan ini diharapkan dapat mendorong peningkatan bisnis showroom penjualan kendaraan bermotor. Khususnya di kawasan Pusat Mobil Kemayoran (PMK).

"Pembiayaan senilai total Rp 200 miliar kepada showroom penjualan mobil bekas yang menjadi mitra MTF di kawasan PMK. Bank Mandiri terus menyalurkan pembiayaan di kawasan lain di masa yang akan datang," jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima detikFinance di Jakarta, Minggu (4/7/2010).

Tatang menambahkan, pangsa pasar mobil bekas tercatat mengalami pertumbuhan, akibat pengaruh naiknya volume penjualan mobil baru dan juga pertumbuhan ekonomi nasional yang semakin membaik.

"Peningkatan penjualan (mobil bekas) juga karena adanya rencana pemberlakuan pajak progresif dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPNBM) yang tinggi untuk mobil baru sehingga dapat mendorong masyarakat beralih membeli mobil bekas," ucap Tatang.

Sinergi ini dipercaya dapat meningkatkan kemampuan MTF untuk berkompetisi dan meningkatkan performa bisnis. Sampai saat ini Tunas Finance memiliki jaringan 32 kantor cabang di 20 kota di Indonesia.

Penyaluran kredit kepada showroom mobil bekas rekanan MTF sepanjang tahun 2009, sebanyak 842 showroom dengan 237 showroom diantaranya berlokasi di Jakarta. Di kawasan Pusat Mobil Kemayoran sendiri terdapat sekitar 165 showroom dengan 115 showroom diantaranya telah menjadi rekanan MTF. Sampai akhir Mei 2010 nilai penjualan mobil bekas yang mendapatkan pembiayaan dari MTF mencapai Rp 500 miliar.

Saturday, July 3, 2010

First flying car wins permit in US

A light aircraft that can convert into an automobile has been allowed into US skies to help a long dreamed-of "flying car" come true.

Whether it is to avoid a traffic jam or just get to a destination faster, the idea of combining a car and plane or having a flying gear has always been appealing.

A private aircraft manufacturing company based in Woburn, Massachusetts, has blended the two modes of transport quite well in its roadable Terrafugia Transition.

According to Terrafugia Inc., the vehicle can fly a distance of up to 640 kilometers (around 398 mile) on a single tank of gas at a cruising speed of 185 km/h. Upon landing and with its wings folded up, it can also drive highway speeds on the road.

It is also permitted to take off a maximum weight of about 650 kilograms, which is 50 kilograms above the limit for the Federal Aviation Administration (FAA) light sport aircraft category.

Terrafugia won a key federal approval for its flying car which has already completed flight tests to become the latest manifestation of a long-running fantasy.

The significant innovation now fills a blank in humans' life which existed almost as long as there have been automobiles.

The company will begin production later this year with about 20 vehicles.

Terrafugia said it has collected $10,000 deposits from more than 70 potential buyers for the $194,000 craft with the first flying car expected off the production line in 18 months.

Friday, July 2, 2010

18 year old Tunisian designer gives shape to new BMW X 9 concept

It looks more like a ‘batmobile’ than a standard BMW, yet the drawings of the new BMW X 9 concept which have recently been released on the internet, will certainly launch its 18 year old Tunisian designer, Oussama Khalfi and the car, on top of the world.


So far, little has been revealed about the car’s technical details.

More

Morocco: Automotive industry experiences strong growth

The Moroccan automotive industry experienced strong growth over the last decade, with regard to several indicators :
· A dynamic market for new cars which, in view of its evolution over the last decade, witnessed substantial growth. The annual sales volume reached 120000 cars, which portends a bright future in favor of the industrialization of the sector.

· The redeployment of Renault in Morocco through the acquisition of State shares in SOMACA and the implementation of an industrial complex in Tangier with a production capacity of 400 000 vehicles per year, 90% of which to be oriented to exportation.

The overflow of business opportunities and partnership incoming from:
- Original Equipment Manufacturers interested in the competitiveness of Morocco, reinforced by the government's offer to investors.
- Prime contractors wishing to develop their purchases in Morocco.
These are tangible data that challenge the professionals on the promising development of the Moroccan automotive industry, as shown by the figures below:

Today, stakeholders at different levels must act to ensure that this sector’s dynamism is not undermined by the automotive crisis in the world. This dynamism should be perpetuated in a way to enable Morocco to establish a ''chain'', and meet the requirements of global markets.

Analysis of operators:
The main players in the Moroccan automotive sector are the following:
· Assembly lines: referring to SOMACA which assembles vehicles like Dacia, Renault, Peugeot and Citroen. The annual production volume will reach 100 000 vehicles in 2012 for both local market and export. Moreover, the Moroccan government and Renault signed in 2007, an agreement to set up an assembly line to produce 400 000 vehicles per year, eventually for exportation. It is a large-scale project likely to push forwards the automotive industry in Morocco.
· Equipment Manufacturers: This category constitutes the core sector in which it distinguishes:

- Foreign capital companies : 46%
- Moroccan capital companies : 38 %
- Mixed capital companies : 16%

· Spare parts distributors and automobile reparation:
This sector comprises:
- Hundreds of importers/distributers.
- Over a thousand retailers
- Over 4000 mechanics and repairers.
- Two reparation trademarks MIDDAS and SPEEDY

The rapid evolution on the national park is a lever for the development of these activities.